Jumat, 26 Juli 2013

Ingin Perbesar Payudara? Yuk, Konsumsi Tanaman Herbal Ini!


Fenugreek

DuniaFitnes.com - Memiliki payudara yang besar memang impian setiap wanita. Meski kebanyakan wanita memilih untuk operasi, ada banyak juga yang beralih ke konsumsi makanan sehat untuk meningkatkan ukuran payudara.

Kacang merah, produk susu, kacang polong split, peterseli, wortel, bawang, mentimun, buah, asparagus, selada dan kacang-kacangan adalah beberapa makanan yang dapat meningkatkan ukuran payudara secara alami.

Makanan yang kaya mangan dan bromin, seperti jahe, bawang putih, udang, beras merah, pir dan almond, juga makanan yang sehat untuk payudara. Selain makanan, ada beberapa tanaman herbal yang bisa meningkatkan ukuran payudara. 

Fenugreek misalnya, adalah salah satu ramuan terbaik untuk meningkatkan ukuran payudara secara alami. Pada zaman kuno, wanita-wanita di Mesir dan Turki biasa memijat payudara mereka dengan pasta yang terbuat dari biji fenugreek.

Benih-benih fenugreek mengandung diosgenin, suatu senyawa kimia seperti steroid yang berbentuk sintetis dari estrogen (hormon seks wanita). Kurangnya estrogen dan progesteron (hormon seks pria) pada wanita menyebabkan payudara yang kecil.
Inilah obat herbal alami dan efektif yang Anda bisa coba sendiri, seperti dikutip Boldsky.com:

1. Fenugreek
Fenugreek dapat meningkatkan ukuran payudara dan memperbesar dengan diosgenin. Rendam benih fenugreek semalaman dan gunakan benih tersebut untuk memijat payudara demi mendapatkan payudara yang besar dan alami.

2. Fennel (Adas)
Tanaman ini memiliki anethole, dianethole dan photoanethole, senyawa yang meningkatkan estrogen dalam tubuh. Fennel atau Adas ini juga memiliki phytoestrogen, senyawa mirip dengan estrogen yang menstimulasi pertumbuhan payudara dan meningkatkan produksi susu untuk ibu menyusui.

3. Blessed Thistle
Tanaman ini meningkatkan aliran darah ke jaringan payudara. Ini juga merangsang sistem reproduksi wanita dan membantu pencernaan.

4. Star Anise (Bunga Lawang/Pekak)
Herbal ini sering dibuat teh untuk menurunkan berat badan. Ramuan herbal yang berasal dari China ini juga dapat meningkatkan ukuran payudara Anda secara alami. Bunga lawang ini memiliki estrogen yang mempengaruhi senyawa di dalamnya.

5. Licorice (Akar Manis)
Licorice mengandung anethole, dianethole dan photoanethole. Senyawa ini meningkatkan hormon estrogen dan prolaktin.

6. Wild Yam (Umbi Uwih)
Ramuan lain yang populer yang digunakan sebagai tonik untuk pembesaran payudara alami. Tambahkan ramuan herbal ini dalam teh Anda untuk mendapatkan payudara berisi dan lebih besar.

7. Pueraria Mirifica (Kwao Krua Putih)
Ini adalah salah satu bahan yang paling efektif ditemukan di banyak krim pembesaran payudara, seperti pada lotion maupun pil.

8. Dong Quai (Tang Kuei)
Tanaman yang bisa merangsang produksi fitoestrogen dan pertumbuhan jaringan baru pada payudara. Dong Quai juga bersifat menenangkan diri akibat perubahan mood.

9. Saw Palmetto
Tanaman herbal ini juga dikenal sebagai ramuan untuk penyakit prostat pada pria. Kandungan palmetto digunakan sebagai obat alami untuk penyakit payudara. (jay)

Kamis, 25 Juli 2013

Sofi Suryasnia: "Prioritaskan Pendidikan Anak"


Sofi Suryasnia (sumber: istimewa)
Sofi Suryasnia (sumber: istimewa)

Kamis, 25 Juli 2013 - beritasatu.com - Masa depan buah hati perlu dipersiapkan sebaik-baiknya sejak dini, termasuk pendidikan yang akan membantunya kelak menjadi mandiri dan meraih kesuksesan. Prinsip ini yang dipegang Senior Vice President (SVP) Corporate Secretary Division PT Bank Jabar Banten Tbk (BJB), Sofi Suryasnia, sehingga dia begitu memperhatikan pendidikan anaknya, baik formal maupun nonformal.

Di tengah kesibukannya sebagai pegawai bank, Sofi berusaha memberi perhatian kepada kemajuan pendidikan anak-anaknya. Bahkan, menurut dia, sebagian porsi dari pengeluarannya lebih baik dibelanjakan untuk pendidikan anak, termasuk mencarikan sekolah atau kursus yang cukup baik untuk menunjang masa depan. Demikian yang selalu dia tekankan kepada rekan-rekannya di komunitas luar kantor.

“Bagi saya, pendidikan anak-anak itu penting. Tapi pendidikan jangan sampai berhenti di sekolah formal, melainkan juga perlu belajar nonformal, seperti kursus. Tidak perlu yang berbau eksakta atau sosial, tapi bisa juga kursus menggambar komik, kursus musik, dan lain-lain yang bisa membuat anak-anak senang,” tuturnya di Bandung, baru-baru ini.

Dia mengaku pernah khawatir dengan minimnya perhatian ke anak, ketika dirinya ditugaskan di Kantor Wilayah Bogor, kemudian Serang, yang berjauhan dengan anak-anak serta suaminya di Bandung. Apalagi, seorang putranya, yang saat itu duduk di kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP), tengah menyiapkan diri untuk mengikuti Olimpiade Fisika Nasional di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, kemudian di Universitas Padjadjaran (Unpad). Namun, putranya tersebut akhirnya mampu mengurus dirinya sendiri hingga meraih gelar juara pertama.

“Biasanya anak laki-laki ketika masih kecil justru lebih manja, tapi anak saya bisa mengurus sendiri keperluannya saat itu,” ujarnya.

Pandangannya yang positif terhadap pendidikan nonformal membuatnya turut mendukung hobi dari anak-anaknya. Sebagai contoh, putranya yang sulung gemar bermain alat musik bas dan kini mengikuti kursus di Purwacaraka. Begitu pula dengan anak kedua dan ketiganya yang gemar bermain alat musik biola. Kendati demikian, dia tetap melihat pendidikan formal harus diprioritaskan. Dia mengaku sempat khawatir ketika putra sulungnya justru sempat lolos kompetisi musik di Hard Rock.

“Takutnya kebablasan, karena setidaknya selesaikan dulu sekolahnya. Tapi saya mendukung hobinya untuk keseimbangan otak kiri dan kanan. Dengan begitu, sense-nya lebih peka dan agar tidak jenuh setelah belajar. Setelah baca buku tebal-tebal, lalu main gitar, misalnya. Jadi ada kepuasan batin,” papar Sofi.

Melihat anak-anaknya yang menjalani pendidikan dengan baik, dia meyakini bahwa seharusnya tidak ada kekhawatiran di benak para ibu yang bekerja. Umumnya, Sofi melihat, setelah melahirkan anak pertama, para perempuan karier mengambil cuti hamil dan setelahnya resign dari pekerjaannya. Alasan utama yang sering muncul yaitu khawatir tidak dapat mengurus anak dengan baik. Padahal, asalkan anak-anak diberikan pengertian dan tetap menjaga komunikasi yang berkualitas, dia optimistis anak-anak dapat survive dengan kehidupan mereka.

Obsesi Dirikan Lembaga
Ternyata, prinsip yang dipegang Sofi untuk mengedepankan pendidikan tersebut sangat diendapkannya, hingga dia memiliki impian mendirikan lembaga pendidikan ataupun pelatihan bagi anak-anak muda. Sofi bermimpi, lembaga tersebut dapat memberikan kursus yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya sendiri, contohnya akuntansi. Ia sendiri setiap Sabtu selalu mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ekuitas, sebuah yayasan pendidikan di Bandung yang turut dimiliki oleh BJB. Sesekali, dirinya diundang mengajar di Universitas Padjadjaran sebagai dosen tamu.

“Saya senang bercerita, sehingga walaupun pelajarannya padat dan penuh angka, tentang akuntansi dan pajak, interaksi dan bercanda dengan mahasiswa membuat saya senang. Jadi, tidak stres," ujarnya.

Pendirian kursus dan lembaga pendidikan yang diimpikannya itu juga terkait dengan pandangannya bahwa anak-anak muda perlu untuk diberikan bekal kewirausahaan. Tidak hanya itu, agar berhasil menjadi wirausaha, anak-anak muda juga perlu untuk dibekali pengetahuan mengenai akses pendanaan, terutama perbankan. Pandangannya itu dialaminya sendiri ketika putra sulungnya yang berkuliah di jurusan mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) mengharapkan adanya bantuan permodalan untuk proyeknya.

“Dia punya ide membuat suatu alat untuk sepeda motor injection, sempat bertanya apakah bisa meminjam dana ke BJB. Jadi sebenarnya dia sudah arah menjadi entrepreneur. Saya jelaskan saja mengenai pinjaman di perbankan. Nah, menurut saya sebaiknya perlu juga ilmu perbankan disisipkan di mata kuliah manajemen atau apa pun yang terkait ekonomi. Itu pasti ada, walaupun di jurusan teknik,” kata Sofi.

Sehat dan Selamat
Secara menyeluruh, Sofi memegang prinsip hidup yang disarikannya menjadi satu frasa, yaitu sehat dan selamat. Menurut dia, jika seseorang sehat, di mana pun pekerjaan dilakukan, orang tersebut akan merasa mampu dan menikmati pekerjaannya. Sedangkan "selamat", dinilainya dapat diaplikasikan sesuai jenis pekerjaan masing-masing. Sebagai contoh, dirinya yang bekerja di bank, berarti harus prudent atau berhati-hati.

Tidak hanya pekerjaan di kantor, namun menurutnya prinsip "selamat" harus dipraktikkan juga oleh siapa pun orangnya, termasuk sopir yang mengemudikan kendaraan, bahkan hingga ibu rumah tangga yang mengurus anak-anak. “Apalagi, menjaga anak-anak zaman sekarang tidak mudah. Jadi prinsip itu sebenarnya coverage-nya luas,” kata Sofi.

Prinsipnya itu juga digunakan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah, karena manjur untuk menghindarkan diri dari rasa putus asa atau frustrasi. Menurut dia, masalah tidak pernah akan hilang, sehingga seperti takdir manusia yang diberikan oleh Tuhan, hanya saja tinggal menunggu waktu dan kesanggupan manusianya.

Sebagai seorang ibu yang memerhatikan keluarganya, Sofi mengaku mendapatkan kepuasan batin ketika melakukan berbagai hobi atau kegemarannya bersama-sama keluarga, seperti berkaraoke di rumah, membaca novel dan majalah, menonton film, bahkan bersepeda dengan keluarga. Jika tidak ditugasi oleh kantor, setiap shari Minggu, Sofi dan keluarga bersepeda ke pusat kota dari rumahnya.

“Suatu hari nanti, ketika saya pensiun, tentunya saya akan kembali ke keluarga. Jadi, buat saya keluarga itu tetap nomor satu,” pungkas Sofi.
Penulis: GRC/AB
Sumber:Investor Daily

Selasa, 23 Juli 2013

Membuat Kue Sendiri Oleh Sita



 
Selasa, 23 Juli 2013 – 22:12 WIB

1.    Membuat “Slagroom”

Bahan : 

* Mentega    :      2 ons
* Gula halus :      2  ons 
* Putih telur  :     5 butir
* Air dingin   :     1 mangkuk teh
* Panile        :      1/2 sendok the

Cara membuatnya

Putarlah mentega dan panile sampai putih. Gula dimasak dengan air sampai tingkat kekentalannya cukup. Untuk mengetahui hal ini, jika diangkat dengan sendok lalu dituang gula tersebut akan jatuh bertali-tali.  Sementara itu putih telur diputar sampai mengembang, kemudian gula yang sudah dimasak tadi dituang dicampur jadi satu lalu diaduk terus hingga dingin. setelah itu, campurlah dengan mentega yang sudah diputar tadi dan aduklah semuanya secara perlahan-lahan sampai merata dan kental. 

2.      Membuat Kue “Krakel”
Bahan :

*  3 gelas tepung beras ketan
*  3 atau 4 butir telur bebek
*  2 sendok  garam halus

Cara membuatnya

    Cara membuat kue "Krakel" atau kue "Krakeling" adalah memilih beras yang tidak bercampur, lalu direndam dalam air kira-kira sepuluh menit baru kemudian ditumbuk sampai halus menjadi tepung. Aduk secara berputar garam dan telur, kemudian tawurkan tepung beras ketan tadi secara bertahap sedikit demi sedikit. Lamanya kira-kira 1/2 jam sampai terasa adonan tersebut lembut benar. Pakailah daun talas sebagai pembungkus. Diamkan selama kurang lebih 2 jam. Setelah itu, gilinglah adonan tersebut sampai sebesar pensil dengan bentuk memanjang. Kemudian bentuklah seperti angka delapan atau bentuk-bentuk lainnya sesuai keinginan anda. Setelah selesai membuat bentuk-bentuk kue krakel yang diinginkan, baru kemudian digoreng. Selamat mencoba!

3.      Membuat Kue Licing

Bahan :

* Gula            2,5 ons
* Mentega     2,5 ons
* Tepung       2,5 ons
* Putih telur   6 butir
* Panile          1/2 sendok teh

Cara membuatnya 

    Mentega, gula, dan panile dicampur menjadi satu, lalu diaduk dengan putih telur sedikit demi sedikit. setelah itu barulah tepung terigu dimasukkan kemudian diaduk sampai benar-benar mengembang. Masukkanlah adonan tersebut ke dalam kantong kertas dengan menggunting ujungnya kira-kira sebesar potlot. setelah itu semprotkanlah ke dalam kaleng pembakaran / open dengan susunan sama panjang. 

Penulis:
Sita Rosita Pangarakan, Bogor 


Kamis, 11 Juli 2013

Wisata Jawa Barat: "Kawah Putih"


Kawah Putih

Blog Sita Rosita - Kamis, 11 Juli 2013 - 21:11 WIB - Lokasi obyek wisata “Kawah Putih” berada di Bandung Selatan. Tepatnya di daerah Ciwidey, Jawa Barat dengan ketinggian 2,300 m di atas permukaan laut. Suatu daerah dengan tingkat kedinginan, temperature mencapai 10 º Celsius pada siang hari di bulan Juli sampai  Agustus.  Sedangkan pada malam hari temperaraturnya bisa mencapai 5 º Celsius. 

Kawah Putih berada di Gunung Patuha, Ciwidey yang menurut kepercayaan turun-temurun masyarakat setempat merupakan tempat bersemayamnya para Karuhun (leluhur) mereka. Gunung ini sampai sekarang masih dianggap kramat dan angker. Orang yang berkunjung ke tempat dilarang melakukan sesuatu yang dianggap tabu  atau bicara sembarangan. Gunung ini juga dihuni oleh harimau putih yang muncul pada hari-hari tertentu dan bisa dipanggil untuk datang menemui pengunjung pada malam hari dengan bantuan sang pawang melalui upacara sesajen dan mantra-mantra yang dibacakannya.

Dataran tinggi Bandung Selatan dengan Kawah Putih dan Gunung Patuha memang menyimpan sejuta misteri. keelokan dan keindahan alamnya serasa seperti di negeri kayangan tempatnya para dewa dalam cerita pewayangan. Keangkeran dan kekramatan Kawah Putih dan Gunung Patuha dengan cuaca yang sangat dingin membuat penduduk terkadang enggan dan takut untuk berkunjung ke sana. Konon sudah banyak yang menjadi korban akan keangkeran tempat tersebut, bahkan burung yang melintas di atasnya meregang nyawa dibuatnya.

Seorang wisatawan Belanda bernama “Junghun” abad-19 yang datang ke tempat itu untuk  berwisata dan mengadakan  penelitian  di  Kawah Putih, membenarkan tentang keangkeran tempat tersebut, dan pendapat tersebut  memang  ada  benarnya.  Benar  Kawah  Putih  dan  Gunung Patuha bisa dikatakan angker karena kesunyiannya  yang  mencekam,  tingkat  kedinginannya  yang  bisa  membuat  tubuh  bisa menggigil bahkan  membeku, tingkat kadar fumarol belerang pekat saat angin tak lagi berhembus. Selebihnya Kawah Putih dan Gunung Patuha adalah Syuarga Maniloka tempatnya para dewa bersemayam yang penuh dengan keindahan dan kenikmatan serta kenyamanan yang dapat membuat jiwa merasa tenteram di dalamnya.

Silahkan anda coba.  Pada  saat  semilir  angin  berhembus  sepoi-sepoi mengusir kabut pekat uap belerang menjauh dari Kawah Putih dengan berteriak keras-keras ucapkan nama kekasih anda,  maka nama kekasih anda itu akan memantul berulang-ulang diteruskan oleh dinding-dinding tebing  Gunung Patuha.  Akan tetapi penulis yakin, anda tentu tak akan betah berlama-lama di tempat ini karena dinginnya  cuaca  dan hembusan angin gunung yang menerpa tubuh yang dinginnya sampai menusuk-nusuk ke tulang sumsum. Dengan minum segelas bandrek yang di jual di  parkir kendaraan  bisa  menghangatkan  badan  dan sedikit mengurangi rasa dingin yang mencekam. (Slamet Priyadi di Kp. Pangarakan - Bogor)


Rabu, 10 Juli 2013

Pameran Foto dan Gelar Budaya Kanisius Tampilkan Karya Anak-anak



Siswa SD Kanisius Kenteng Kulonprogo menabuh kentongan sebagai bagian dari alat musik tradisional pada acara Gelar Budaya Anak-Anak Kanisius Jogja di Kompleks Kanisius, Jumat (5/7/2013). (JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari)

Harianjogja.com,JOGJA—Pameran Foto dan Gelar Budaya Anak-Anak Kanisius Jogja menjadi bukti upaya pelestarian kebudayaan lokal oleh anak-anak peserta didik di Sekolah Kanisius.

Puluhan jenis kesenian ditampilkan oleh siswa sekolah Kanisius yang terdiri 29 TK, 45 SD dam enam SMP, tersebar di seluruh kabupaten dan kota di DIY. Setiap lembaga pendidikan itu mengirimkan kelompok keseniannya, seperti karawitan, tari daerah, jatilan, dolanan anak, campur sari dan menyanyi.

Ketua Panitia Pameran Foto dan Gelar Budaya Anak-Anak Kanisius Jogja, Yohanes Haryanto mengungkapkan sekolah-sekolah Kanisius didorong untuk mengambangkan seni dan kreativitas lain sesuai potensi lokal lingkungan sekolah tersebut.

“Kegiatan ini masuk dalam pelajaran muatan lokal,” katanya, Jumat (5/7/2013). Hasil pengembangan seni dan kerajinan ini ditampilkan dalam gelar budaya yang diselenggarakan selama tiga hari hingga Minggu (7/7/2013). Sepanjang acara juga dipamerkan foto-foto kegiatan pendidikan di sekolah Kanisius yang diambil oleh fotografer Eric Suwandi.
 
Haryanto mengungkapkan, gelar budaya ini dimaksudkan untuk melestarikan kesenian tradisional sebagai bagian dari kebudayaan, agar tidak hilang. “Selain itu, juga mendekatkan diri antar peserta didik dan pendidik di lingkungan Kanisius,” pungkasnya.