Sabtu, 10 Agustus 2013

Belajar di Tatar Pasundan, Wajib Kepo Seni & Budaya Jawa Barat Oleh Rachmad Faisal Harahap - Okezone


Arjuna, istri dan para punakawan Pandawalima (Foto: wikimedia)

NEWS KAMPUS – Kamis, 01 Agustus 2013 – 14:15 WIB – JAKARTA - Sebagai kampus yang berdiri di tatar Sunda, Universitas Padjadjaran (Unpad) menaruh perhatian besar pada pelestarian nilai-nilai Sunda. Unpad kini bahkan tengah merumuskan pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat agar tidak punah.

Kegiatan ini didasari kenyataan bahwa kesenian dan kebudayaan di Jawa Barat belum terinventarisasi dan terdokumentasi dengan baik. Rasa memiliki terhadap tradisi dan budaya lokal kian tergerus nilai-nilai modern dan budaya barat.

Rektor Unpad Prof. Ganjar Kurnia menuturkan, inventarisasi dan dokumentasi seni dan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Jawa Barat memerlukan dukungan dari berbagai pihak seperti universitas, pemerintah, serta masyarakat itu sendiri sebagai pelaku budaya. Hal ini diperlukan supaya seni dan budaya Jawa Barat tidak punah, dapat dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi yang akan datang.

Upaya selama ini dilakukan oleh pemerintah melalui Museum Sri Baduga, namun dalam pelaksanaannya ternyata masih ditemui banyak kendala yang dihadapi oleh pengelola museum, seperti kemampuan dalam mendeskripsikan fisik dan isi dari benda-benda koleksinya.

Selain itu, mereka juga telah melakukan berbagai kegiatan, antara lain akan diadakannya kuliah umum mengenai Dokumentasi Budaya pada semester yang akan datang, pameran museum di kampus Unpad, praktikum mahasiswa peserta mata kuliah Dokumentasi Budaya di Museum Sri Baduga, serta penerbitan buku hasil dokumentasi budaya yang akan dilakukan bersama antara Unpad dan Museum Sri Baduga pada 2014.

Oleh karena itu, kemitraan antara Unpad dan Museum Sri Baduga ditanggapi positif baik oleh Rektor Unpad dan Kepala Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga Dra. Ani Ismarini.

Ganjar mengatakan bahwa upaya inventarisasi dan dokumentasi seni budaya di Jawa Barat yang diinisiasi oleh Museum Sri Baduga akan didukung oleh Unpad dengan menyertakan akademisi dan ilmuwan dalam upaya tersebut.

"Ke depannya, dijajaki kerjasama antara Unpad dan Museum Negeri Sri Baduga dalam penelitian, pendidikan, serta kegiatan pameran bersama," pungkasnya seperti dilansir dari laman Unpad, Kamis (1/8/2013).

Selain itu, Ani mengungkapkan ini sebagai upaya dari pengelola museum untuk berbenah dan mengubah image masyarakat terhadap museum. Museum tidak hanya sekadar menjadi tempat menaruh dan memamerkan koleksi-koleksi langka, namun museum juga dapat menjadi tempat untuk belajar, berekreasi, melakukan kajian-kajian, serta kegiatan lainnya bagi masyarakat. Museum memiliki fungsi rekreatif, edukatif, dan riset.

"Museum Negeri Sri Baduga terbuka kepada semua pihak seperti halnya Unpad yang ingin bekerjasama dan bermitra dalam mengembangkan museum. Terima kasih kepada Unpad karena bersedia menjadi mitra yang baik dalam pengembangan dan pemanfaatan museum untuk pendidikan," katanya.

Dia berharap, mahasiswa Unpad khususnya menyempatkan diri untuk berkunjung ke Museum Sri Baduga karena banyak sekali koleksi yang dapat dipelajari,  terutama  koleksi mengenai seni dan budaya Jawa Barat.

"Sebagai mahasiswa yang belajar di tatar Pasundan, maka wajib hukumnya untuk mengetahui lebih banyak mengenai masyarakat Jawa Barat serta seni dan budayanya," harapnya.

Ganjar pun menegaskan bahwa pentingnya upaya pelestarian seni dan tradisi masyarakat Jawa Barat dan Unpad akan berperan serta dalam upaya tersebut bersama-sama dengan museum. (ade)